Pondok Pesantren Modern Putri IMMIM Minasate'ne

SANTRIWATI IMMIM ANGKATAN KE-47 Hari pertama yang dinantikan akhirnya tiba, Senin (18/7/2022). Si Sulung resmi masuk pondok. Inilah hari yang telah ditunggunya. Dan ia memilih lanjut sekolah di Pondok Pesantren Modern Putri IMMIM Minasatene, Pangkep. Jauh hari sebelum masuk pesantren atau sekolah umum, sebagai orang tuanya, kami memberikan pilihan ke dia. Kami membawanya ke beberapa sekolah dan pesantren. Membandingkan dari beberapa itu. Lalu dia yang putuskan. Saya dan ibunya pernah mengajaknya ke sekolah yang di belakang Coca-Cola. Tapi kecewa karena kurang terbuka. Pun menghimpun info sekolah pesantren di daerah Gowa. Atau menawarinya tetap lanjut di SMPIT pada sekolah SDnya. Masih belum cukup. Kami Pun mencari info tentang tsanawiyah dekat kantor ibunya di ujung Jl Pettarani. Bahkan yang sedikit tega, saya sempat berpikir mengirim sulung ke kampung neneknya di Jawa. Di sana lebih banyak pilihan lagi. Diskusi pun terjadi, dia dan ibunya. Pilihannya bulat. Ke kampung nenek dari ibunya. Pangkep. Ada SMP di Ponpes IMMIM Putri. Ibunya tak mau jauh. Tak kuat menanggung rindu. Saya hanya mengangguk setuju. Demikian pula adiknya. Menyambut hari pertama ini, ia semalaman nyaris tidak tidur. Keluar masuk kamar. Hilir mudik dari kamar belakang ke kamar adiknya di bagian muka. Padahal jarum jam sudah menunjuk angka 01.00 dini hari. "Tidak bisa ka tidur ibu. Dumba-dumba terus. Bagaimana besok? Ka kalau sudah masuk pesantren tidak bisa mi pulang? Bagaimana tempat tidurnya? Siapa mi saya temani?, " kata dia saat dipergoki ibunya yang terjaga. Akhirnya Ahad selepas subuh, kami berangkat. Karena kurang tidur, ia menyambungnya di kendaraan. Meski begitu, ia terus tersenyum. Saya menangkap pesan, ia tak sabar ketemu teman barunya. Yang sudah dua pekan jadi teman bicara di WA. Dan benar saja. Begitu koper dan barang-barang sudah pindah ke kamar pemondokan, ia melebur dengan teman-temannya. Ayah, ibu tak digubrisnya. Lalu saya ikut pengarahan dari pengelola. Ibunya melengkapi barang yg kurang dengan pergi belanja. Saat acara silaturahim dengan pengelola, tampak ketua yayasan, kepala sekolah, hingga direktur Pendidikan bergantian berbicara. Mulai dari sejarah, aturan ponpes, sistem pendidikan, hingga lulusannya yang telah bertebaran di penjuru dunia. Penjelasan panjang lebar diberikan Direktur Pendidikan Ponpes Modern Putri IMMIM Pangkep Prof Dr. Hj. Amrah Kasim, MA. Ustazah yang kesehariannya juga sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini, mengatakan, IMMIM sarat pengalaman. Sudah berdiri sejak 47 tahun lalu. "InsyaAllah bapak ibu semua, tidak salah jika putri-putrinya dididik di sini. Kami sudah berdiri sejak 27 Februari 1975. Lulusan kami sudah ribuan. InsyaAllah putri-putri bapak ibu akan menjadi wanita muslimah yang berakhlakul karimah," kata lulusan S3 Universitas Al-Azhar, Kairo itu. Amrah menambahkan, pihaknya juga terus beradaptasi dengan tantangan kekinian. Termasuk berkompetisi dengan pesantren lain yang kian menjamur. Mereka punya pembelajaran tahfiz. Lalu kurikulum yang diadopsi dari Kemendikbud, Kemenag, hingga berkaca pada pesantren terbaik. Di akhir pertemuan, orang tua diajak makan siang bersama putri-putrinya. Makan di kantin dengan menu sederhana ala pesantren. Lalu orang tua diberi kesempatan bercengkerama dengan anak-anak sebelum meninggalkan nya. Pada momen inilah, acara sedih dimulai. Bahkan saat acara makan, saya mendapati seorang santriwati duduk sendirian sambil bercucuran air mata. Ibu dan keluarganya sudah pulang lebih awal. Ada juga yang lagi menelpon ibunya nun di Jayapura sambil sesenggukan dengan mata sembab. Di saat itu, tampak istri memenangkan dan mengajak santriwati yang lain menghibur. Mengajak bercerita dan tertawa. Ayo nak, kamu bisa. Terus kompak dan semangat untuk belajar. InsyaAllah 3 bulan ke depan dijenguk. (*) #santri #santriwati #pesantren #anaksantri #ponpesimmim #pesantrenkeren #Immimputri

Boleh tau nih bpk ibu apa kah gurunya lulusan luar atau dlm negeri terima kasih

Keren